PenghuluKampung Temusai berharap, Kampung Temusai kedepan bisa terus meningkatkan kebersihan lingkungan, kesehatan masyarakat dan lain-lain. "Untuk itu kami berharap kepada seluruh masyarakat untuk bersama- sama mendukung Kampung Temusai menjadi kampung hijau dan kampung bersih, sehingga kedepan dikampung ini tidak ada kasus stunting," harapnya.
Le plus grand écovillage du Québec Située à Ham-Nord, dans la région des Bois-Francs, la Cité Écologique est un écovillage où l’on se préoccupe d’éducation, de développement durable et de protection de l’environnement. Mariant le côté entrepreneurial et communautaire, les membres de l’écovillage œuvrent dans des secteurs variés et font la promotion du développement durable. Travaillant de concert avec différents organismes écologiques, l’écovillage ouvre ses portes aux stagiaires et aux visiteurs désireux d’en apprendre davantage sur ce mode de vie durable. —- Retour de notre formation EDE en 2023 —- Pour en apprendre davantage sur la vie dans notre écovillage, consultez ces sections Notre mission et nos objectifs L’historique de notre écovillage Notre fondateur Michael Deunov Cornellier Notre école Nos jeunes adultes et leurs implications dans l’écovillage Notre mode de vie Comment devenir membre de la Cité Écologique Vous pouvez également vous inscrire à notre infolettre, pour recevoir nos nouvelles mensuellement.
Marimenuju Kampung Bersih dan Hijau, Hijau itu indah, Indah itu bersih, Bersih itu sehat, Klorinasi Pemberian klorin untuk mematikan kuman, seperti Air Rahmat. 5 3.
Pak Achenk di KBA Indah Madani dok. pribadi/Hazna Deva Jika berbicara soal kota dengan cuaca paling panas, Pekanbaru pasti masuk ke dalam daftar. Ya, kota penghasil minyak bumi dan gas ini bisa mencapai suhu maksimum 36 derajat pada siang siang itu cukup berbeda, Kampung Berseri Astra Indah Madani yang berada di RT 04 RW 04 Kelurahan Tangkerang Labuai, Pekanbaru terasa cukup sejuk dengan pepohonan hijau yang sengaja ditanam oleh para warga. Hal ini membuat saya kagum sekaligus bertanya-tanya. Bagaimana bisa ada kampung hijau seperti ini di tengah Kota Pekanbaru?Rasa penasaran saya seketika hilang saat bertemu dengan Pak Mirshal atau yang biasa dipanggil Pak Achenk, ternyata beliau adalah sosok penggerak hebat di balik KBA Indah Madani ini. Menetap sejak tahun 1993 di Tangkerang Labuai, membuat Pak Achenk memiliki mimpi yang besar untuk memajukan lingkungan tempat tinggalnya. Penasaran bagaimana kisah Pak Achenk dan KBA Indah Madani? Simak artikelnya, yuk!1. Seratus pohon yang diremehkanKBA Indah Madani dok. pribadi/Hazna Deva Berbeda dengan suasana hijau dan asri yang terlihat saat ini, Tangkerang Labuai puluhan tahun silam adalah daerah yang cukup kering dan gersang. Kondisi ini membuat Pak Achenk yang gemar bertanam berinisiatif mengadakan penghijauan di daerahnya. Beliau mengajak warga setempat, teman-teman komunitas, hingga tokoh masyarakat untuk menanam seratus pohon pada tahun 1998. Tetapi untuk menanam pohon yang indah, tentu angin yang berhembus tidak selalu tenang. Tantangan demi tantangan harus dilewati oleh Pak Achenk, karena tidak semua orang setuju dengan ide beliau pada saat itu. Bahkan ada yang beranggapan bahwa menanam pohon hanya menghalangi kabel listrik dan membuat sampah penolakan yang ada tak pernah sekalipun melunturkan semangat Pak Achenk. Dengan tekad besar untuk menghijaukan kampungnya, beliau berusaha memberikan keyakinan bahwa ratusan pohon yang ditanam hari itu pasti akan membawa dampak yang baik di kemudian hari. “Mudah-mudahan suatu saat sampah ini akan membuahkan hasil untuk masyarakat di sini,” ujar Pak Achenk menirukan ucapannya 23 tahun lalu. 2. Peraturan unik yang tuai prestasiKantor IKM Madani dok. pribadi/Hazna Deva Belasan tahun pun berlalu. Pak Achenk dipercaya menjadi Rukun Tetangga RT pada tahun 2016, ia terus konsisten untuk menggalakkan lingkungan hijau dan bersih bagi Tangkerang Labuai. Produktivitas penghijauan yang digemarinya ini ternyata diketahui oleh pemerintah setempat, melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kesehatan Kota Pekanbaru, RT 04 RW 04 Tangkerang Labuai dipercaya untuk menjadi Program Kampung Iklim atau yang biasa disebut Pak Achenk membuat ia diamanahkan untuk menjadi penggagas Program Kampung Iklim ini. Dengan bantuan perangkat hidroponik, kompos, peralatan bertanam, dan Bor Biopori yang diterima Tangkerang Labuai, Pak Achenk semakin semangat untuk menghijaukan kampungnya bersama para hal yang tak akan ia lupa adalah peraturan unik yang pernah beliau buat semasa menjadi RT di Tangkerang Labuai. “Saya tidak melarang orang merokok. Tapi kalau ada yang buang puntung rokok sembarangan, denda 1 pot bunga. Saya dapat penghargaan dari Pak Walikota,” ucap Pak Achenk sambil terkekeh mengenang masa-masa itu. Siapa sangka peraturan unik yang dicetuskan Pak Achenk ini ternyata membawa dampak yang besar, suasana sejuk yang terasa begitu nikmat di RT 04 RW 04 Tangkerang Labuai hadir karena banyaknya pohon hijau dan beranekaragam Sampah tersebut menjadi berkahKantor IKM Madani dok. pribadi/Hazna Deva Berkat lingkungan yang bersih dan hijau, RT 04 RW 04 Tangkerang Labuai berkali-kali menuai prestasi di bidang lingkungan. Melalui program sosial berkelanjutan, Astra Indonesia menemukan kampung ini dan yakin bahwa RT 04 RW 04 bersama Pak Achenk adalah pilihan yang tepat untuk bertumbuh bersama menjadi Kampung Berseri melalui beberapa pertemuan, Kampung Berseri Astra KBA Indah Madani resmi lahir pada tanggal 29 Oktober 2017. Nama Madani dipilih karena merupakan julukan dari Kota Pekanbaru. Melalui Program KBA ini, ada 4 pilar utama yang diimplementasikan oleh Kampung Berseri Astra, yakni lingkungan, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan sudah dijalankan dengan sangat baik oleh KBA Indah Madani melalui program penghijauan dan kebersihan kampung, sehingga berhasil loncat ke bintang 2. Sedangkan pada Pilar Pendidikan, KBA Indah Madani berfokus untuk membantu anak-anak yang ada di Madrasah Diniyah Takhmiliyah Awaliyah MDTA dengan Beasiswa Lestari. Beasiswa ini diberikan oleh Astra Indonesia kepada 35 siswa hingga mereka lulus Sekolah Menengah Atas. “Saya sangat senang, sampah yang dulu akhirnya membuahkan hasil yang baik. Kampung kami menjadi Kampung Berseri Astra dan dapat memberikan beasiswa bagi 35 anak-anak sampai lulus SMA,” ujar Pak Achenk sambil tersenyum haru. Ia senang karena ratusan pohon yang dikira akan membuat sampah ternyata malah menjadi berkah. Baca Juga Usai Bangun Kampung Akuarium, Anies Kini Canangkan Kampung Kunir 4. Belajar dan berbagiPak Achenk Penggerak KBA Indah Madani Doc. Pribadi/Hazna Deva Ruangan berukuran 3x3 meter yang menjadi tempat saya dan Pak Achenk berbincang dipenuhi dengan plakat, piagam, dan berbagai penghargaan lainnya untuk KBA Indah Madani. Salah satu yang cukup menarik perhatian saya siang itu adalah penghargaan untuk Pak Achenk sebagai motivator Posyandu Digital. Apa sih Posyandu Digital itu?Diinisiasi oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia IDAI, Posyandu Digital merupakan aplikasi yang dapat melakukan pencatatan tumbuh kembang anak secara digital. Pak Achenk mendapatkan ilmu ini saat dilantik menjadi kader Kampung Berseri Astra di Bali. Sepulangnya ke kampung tercinta, Pak Achenk bertekad mewujudkan Posyandu Digital ini di KBA Indah Madani. Prosesnya cukup panjang, mulai dari mempelajari aplikasi secara matang, datang ke Puskesmas, berdiskusi dengan Kepala Dinas Kesehatan, dan melakukan sosialisasi bersama para dokter dan tenaga kesehatan memang benar kata pepatah, tidak ada proses yang mengkhianati hasil. Pak Achenk berhasil mewujudkan Posyandu Digital di KBA Indah Madani. “Jadi dengan adanya Posyandu Digital ini, proses pendataan tentu akan lebih rapi karena tercatat secara digital. Feedback-nya juga ada dan dapat diakses melalui aplikasi,” ujar Pak Achenk. Tidak mau maju sendiri, Posyandu Digital yang awalnya hanya ada di KBA Indah Madani, akhirnya diterapkan ke seluruh Kecamatan Bukit Raya. Pak Achenk bahkan diundang oleh berbagai kecamatan lainnya untuk memberikan sosialisasi mengenai Posyandu Digital. Bagi Pak Achenk, berbagi ilmu tidak ada ruginya. Justru ia sangat senang karena bisa menyebarkan pengetahuan yang ia dapatkan ketika Memperbanyak risetSabun Cair Produksi KBA Indah Madani Doc. Pribadi/Hazna Deva Setelah mewujudkan 3 pilar dari Kampung Berseri Astra, KBA Indah Madani masih punya pilar kewirausahaan untuk diwujudkan. Pak Achenk bersama para warga KBA Indah Madani memutuskan untuk memproduksi sabun mengetahui proses pembuatannya, Pak Achenk juga merasa bahwa sabun termasuk kebutuhan primer yang memiliki peluang tinggi untuk bisnis dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan modal Rp480 ribu dan ember bekas, KBA Indah Madani berhasil mendapatkan puluhan botol sabun sabun selesai, tiba saatnya kemampuan riset Pak Achenk diuji untuk proses pengemasan. Beliau yang berlatar belakang Sekolah Teknik Menengah, tidak memiliki dasar mengenai pengemasan produk yang tepat sehingga Pak Achenk memborong seluruh produk sabun cair buatan pabrik besar dan memutuskan untuk belajar secara melakukan riset yang cukup panjang, lahirlah Sabun Cair Madani SCM, Detergen Cair Madani DCM, dan Handwash Cair Madani HCM. Produk-produk ini dijual di Industri Kecil Menengah IKM Madani yang diresmikan tanggal 17 Juli 2019, dengan harga Rp10 ribu/botol untuk SCM dan DCM, dan Rp20 ribu/botol untuk HCM. “Ini warna pada botol juga ada artinya. Warna biru untuk Astra, warna hijau melambangkan cinta lingkungan, warna putih melambangkan keikhlasan, dan warna merah keberanian,” ucap Pak Achenk begitu semangat menjelaskan tentang filosofi kemasan yang ia gunakan. Produk-produk yang dihasilkan oleh KBA Indah Madani sudah memiliki izin resmi dan tersebar ke berbagai tempat usaha dan institusi di Pekanbaru. “Saya buatlah daftar teman-teman yang jualan nasi goreng, rumah makan, lalu puskesmas, saya kirim tester sabun. Alhamdulillah sampai sekarang masih langganan,” imbuhnya. Nada suaranya terdengar sangat bangga dengan pencapaian yang KBA Indah Madani. Semangat Pak Achenk dan para warga untuk memajukan KBA Indah Madani tentu sangat mengharukan dan patut diacungi jempol. Siapa sangka Kota Pekanbaru yang dikenal dengan cuaca panas ternyata memiliki KBA Indah Madani, kampung hijau yang bersih, cerdas, sehat, dan produktif. Program Kampung Berseri Astra yang sudah berjumlah 133 Kampung hingga saat ini berhasil mengukir senyum masyarakat Indonesia. Sukses selalu untuk Astra Indonesia dan KBA Indah Madani! Baca Juga Dorong UMKM, Atalia Kamil Resmikan Kampung Korea di Bandung IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Namunperkampungan di beberapa kota besar ini berupaya memulihkan lingkungan hingga terlihat asri dan hijau. Ini 4 di antaranya.
Warga Kampung Hijau Berseri membersihkan wilayah tempat tinggal mereka. - Suasana hijau terlihat di setiap rumah di Kampung Hijau Berseri RT 10 dan 11 RW 03, Kelurahan Cempaka Putih Timur. Pasalnya, mereka menanam beberapa tumbuhan di sana. Selain itu, pergola besi dengan tanaman rambat juga semakin menambah keasrian wilayah tersebut. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun memberikan apresiasi kepada Kampung Hijau Berseri, saat merayakan Hari Peduli Sampah Nasional HPSN 2020 di wilayah tersebut. Anies berinteraksi langsung dengan warga yang mengelola sampah sendiri, sebelum sisa sampah tak terproses dibuang ke Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu TPST. “Kami sangat mengapresiasi langkah masyarakat yang telah mengelola sampah di lingkungan masing-masing. Harus kita bangun perubahan mindset. Dalam semua kegiatan ada yang kita ambil gunakan, ada yang sisa atau residu. Mari bersama kita kurangi, pilah, olah sampah di sekitar kita" kata Anies dalam sambutannya. Kampung Hijau Berseri juga dinobatkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai RW percontohan yang telah mengurangi sampah dari tingkat rumah tangga melalui program yang digulirkan Pemprov, yakni SAMTAMA atau Sampah Tanggung Jawab Bersama. Kampung hijau di Jakarta ini merupakan karya warga setempat berkolaborasi dengan PT Pertamina Persero melalui Marketing Operation Region MOR III. Sebagai kampung percontohan, di setiap sudut gang terdapat tempat sampah meyerupai kandang dengan ram kawat yang berisi aneka botol plastik bekas kemasan minuman, pelumas, pembersih lantai, sabun dll. Tempat tersebut merupakan penampungan sementara kegiatan shodaqoh plastik bagi warga yang telah memilah sampah plastik rumah tangga. Seminggu sekali, warga memilah botol dengan memisahkan tutup, mengelupas plastik merek kemasan, dan di tekan dengan tangan untuk selanjutnya dikumpulkan dalam karung besar kemudian diambil pengumpul limbah plastik. Menurut Dedy, Ketua RT 11, kegiatan tersebut rutin dilakukan oleh warga yang sudah beberapa tahun belakangan ini sadar memilah sampah dari rumah. “Masing-masing RT ada kelompoknya, nanti uang hasil penjualan digunakan untuk kegiatan sosial warga. Konsepnya bukan bank sampah, tetapi menyumbang atau shodaqoh sampah agar warga merasa berkontribusi untuk penghijauan dan juga pengelolaan lingkungan kampung hijau dengan sampah,” jelas Dedy. Selain sampah plastik, sampah rumah organik juga dipisahkan untuk diolah menjadi kompos menggunakan komposter. Ada juga pengolahan sampah organik menjadi kompos dengan memanfaatkan larva lalat jenis Black Soldier Fly, dikenal dengan metode maggot. Kompos digunakan untuk pupuk tanaman milik warga. “Program ini merupakan bagian dari program Bina Lingkungan Pertamina yang bekelanjutan, serta dukungan kami terhadap upaya-upaya pengelolaan sampah rumah tangga yang telah dilakukan warga. Tentunya dapat menambah asri kampung, serta yang utama sebagai sarana edukasi bagi warga lain yang mengunjungi Kampung Hijau Berseri sebagai kampung percontohan”, pungkas Dewi Sri Utami selaku Unit Manager Communication & CSR - MOR III. Pertamina berharap, dengan adanya kampanye pengelolaan sampah yang dilakukan warga melalui mural, dapat mendukung penyebaran upaya positif kelompok masyarakat yang layak diapresiasi dan dicontoh dalam mengelola sampah yang diawali dari masing-masing rumah tangga. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
ProgramBogor Merenah, yakni pembangunan jalur pedestrian dan jalur sepeda, program kampung bersih dan hijau/lomba kebersihan, program benah kampung, program kampung iklim. Lalu, Program Bogor Tanpa Plastik (Botak), Program TPS3R dan bank sampah, Program Sekolah Adiwiyata, dan Sekolah Berbudaya Lingkungan.
BOGOR - Kota Bogor masuk menjadi salah satu dari lima kota di Indonesia yang paling peduli terhadap perubahan iklim. Lima kota tersebut, yakni Semarang, Surabaya, Kota Bogor, Kota Bandung, dan Kota Tangerang. Ini merupakan hasil riset yang belum lama dirilis Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas Institut Teknologi Bandung ITB tentang Rating Transformasi Digital dan Kota Cerdas Indonesia 2021. Kepala Dinas Lingkungan Hidup DLH Kota Bogor, Deni Wismanto, mengatakan, di Kota Bogor sendiri ada beberapa program peduli terhadap perubahan iklim. “Program-program ini merupakan program Pemerintah Kota Pemkot Bogor secara komprehensif dan melibatkan beberapa instansi,” kata Deni, Senin 14/2. Deni menyebutkan, beberapa program tersebut antara lain, Program Bogor Lancar beruparerouting dan shifting transportasi publik, angkot berbahan bakar gas. Program Bogor Merenah, yakni pembangunan jalur pedestrian dan jalur sepeda, program kampung bersih dan hijau/lomba kebersihan, program benah kampung, program kampung iklim. Lalu, Program Bogor Tanpa Plastik Botak, Program TPS3R dan bank sampah, Program Sekolah Adiwiyata, dan Sekolah Berbudaya Lingkungan. Terpisah, Ketua Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas ITB, Suhono Harso Supangkat, menjelaskan, penilaian pada kategori peduli iklim ini, dilakukan secara khusus untuk mengetahui dukungan kota dalam menghadapi permasalahan perubahan iklim. Perubahan iklim ini berdampak pada panasnya permukaan bumi yang berasal dari peningkatan kadar CO2 atau karbon dioksida. Suhono menyebutkan, indikator yang menjadi tolok ukur riset antara lain dukungan penggunaan energi terbarukan, meminimalisasi kendaraan, dan pengelolaan lingkungan. Selain itu, dia mengatakan, riset juga menilik soal substitusi energi, implementasi kendaraan hemat energi, penggunaan kendaraan umum, penambahan ruang terbuka hijau. “Tolok ukur itu semua digunakan untuk melihat seberapa jauh suatu kota dapat mengelola berbagai sumber daya secara efektif dan efisien, menyelesaikan berbagai masalah, serta memberikan layanan yang dapat meningkatkan kualitas hidup warganya,” ujarnya. Ekonomi hijau Kantor Perwakilan Bank Indonesia KPw BI Purwokerto mendukung upaya pengembangan ekonomi hijau green economy di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah."Potensi ekonomi hijau di setiap daerah pasti besar," kata Kepala KPw BI Purwokerto Rony Hartawan seusai menghadiri puncak peringatan Hari Pers Nasional HPN 2022 dan Hari Ulang Tahun Ke-76 Persatuan Wartawan Indonesia Tingkat Kabupaten Banyumas di Baturraden Adventure Forest, Banyumas. Bank Indonesia akan sangat concern dengan peningkatan kapabilitas karena pengalaman. "Ini bukan isu bantuan dalam konteks finansial, tapi bagaimana meningkatkan paradigmanya dulu, mindset dari masyarakatnya," katanya. Jika masyarakatnya sudah mau mengonsumsi pangan organik secara otomatis akan banyak produsen yang mengembangkan pertanian organik. Pola pikir masyarakat yang ingin sehat dengan mengonsumsi pangan organik itu yang akan ditumbuhkan oleh BI. "Jadi, rencananya seperti itu, paralel, bagaimana juga mengembangkan pertanian digital misalkan, digital farming. Sehingga nanti bagaimana perkembangan pertanian itu bisa tidak hanya untuk kebutuhan lokal, bisa juga untuk ekspor," katanya. Secara kebetulan saat sekarang sedang Presidensi G20 Indonesia 2022, sehingga banyak kesempatan untuk mengembangkan ekonomi hijau dan itu sudah menjadi keniscayaan. "Kita harus kembangkan ke situ. Kalau enggak, nanti kita ketinggalan, enggak punya pasar untuk memasarkan produk-produk itu ekonomi hijau, red. karena pasar global mintanya barang-barang produksi yang dari green economy," katanya. Bahkan, wisata yang berkaitan dengan hutan atau alam juga merupakan bagian dari ekonomi hijau. Sementara itu saat memberi sambutan dalam acara puncak peringatan HPN 2022 dan HUT Ke-76 PWI Tingkat Kabupaten Banyumas, Rony mengatakan saat sekarang perubahan iklim sudah menjadi keniscayaan. Selain itu, masalah ekonomi hijau yang berkaitan dengan perubahan iklim sebenarnya sudah dibicarakan sejak dahulu. "Cuma yang namanya manusia, kadang-kadang baru mau bergerak kalau ada kasus. Kita pindah ke transformasi digital gara-gara pandemi. Apakah kita mau bergerak setelah terjadi pemanasan global, terjadi kelangkaan sumber daya, baru mau bergerak," katanya. Oleh karena itu, Bank Indonesia bersama pemerintah lebih serius memikirkan ekonomi hijau. Terkait dengan hal itu, dia mengatakan dalam Presidensi G20 Indonesia 2022 dibicarakan tentang bagaimana ekonomi hijau berjalan. "Ekonomi hijau enggak sembarangan karena nanti negara-negara itu yang menjadi tempat kita ekspor tidak mau lagi terima kalau produknya dari hasil bahan bakar fosil, maunya dari bahan bakar yang green, sehingga otomatis ini terkait dengan perekonomian," katanya. Rony mengatakan jika ekonomi hijau sudah dilaksanakan sampai tahun 2030 diprediksi bisa meningkatkan penyerapan tenaga kerja hingga 27,9 persen, kemudian penekanan karbondioksida bisa sampai 72 persen, dan ekspor hasil-hasil hutan bisa naik di atas 30 persen. "Jadi, ekonomi hijau ini bicara konkret, bicara tentang bagaimana pemberdayaan masyarakat, bagaimana perekonomian tumbuh," katanya menegaskan. Puncak peringatan HPN 2022 dan HUT Ke-76 PWI Tingkat Kabupaten Banyumas yang didukung Kantor Perwakilan Bank Indonesia Purwokerto dan PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah itu diisi dengan penanaman tumbuhan kantong semar Nephentes adrianii endemik Gunung Slamet serta diskusi konservasi yang mengusung tema "Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Hijau Banyumas yang Kuat, Berkelanjutan, Seimbang, dan Inklusif".
ASOSIASIPemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) bersama kaukus pembangunan lestarinya, Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) menyelenggarakan "Executive Dialogue: Daerah Bangkit Melalui Kemudahan Investasi Hijau Indonesia", 20 Juli 2022 lalu di Jakarta Convention Center (JCC). Salah satu sesi acara tersebut turut dilaksanakan pula
Menjadi salah satu kampung percontohan Kota Surabaya Peta dari KBA keputih Tegal Timur Baru, Surabaya. dok. Pribadi/Dahli Anggara Hampir semua warga Surabaya tahu bahwa Keputih merupakan wilayah yang dulunya dijadikan pusat pembuangan sampah dan limbah. Yup, kampung bernama Keputih Tegal Timur Baru memang pernah menjadi zona yang jauh dari kata bersih, indah, dan nyaman. Bahkan, pada saat itu, kualitas udara di wilayah tersebut dianggap tidak layak karena bau sampah yang kini anggapan akan hal tersebut berubah dan perlahan sirna. Pasalnya, sejak 2013 lalu, warga Keputih Tegal Timur Baru melakukan banyak hal untuk mengubah kampung mereka menjadi lebih asri, bersih, hijau, dan layak ditinggali. Sebuah program bernama Kampung Berseri Astra KBA telah dijalankan selama 8 tahun dan tentunya tak lepas dari kerja sama antara Astra Indonesia dan warga Keputih Tegal Timur berkesempatan hadir di KBA Keputih dan melihat betapa kampung tersebut sudah sangat berubah jika dibandingkan pada era 2000-an. Nah, tentunya kamu penasaran dengan perubahan yang dialami warga kampung Keputih, bukan? Yuk, simak artikelnya!1. Dari wilayah berbau tak sedap menjadi kampung percontohan di SurabayaWilayah Keputih Tegal Timur Baru yang sudah menjadi hijau dan layak untuk ditinggali. dok. Pribadi/Dahli AnggaraJelas bahwa Keputih Tegal Timur Baru di area RW. 08, khususnya RT. 03, 04, dan 08 sudah menjadi sebuah wilayah hijau yang jauh dari kata kumuh, jorok, kotor, dan bau sampah. Tak ada lagi jejak-jejak tumpukan sampah layaknya 15 hingga 20 tahun yang lalu. Bahkan, perasaan pangling segera menyelimuti penulis manakala penulis memasuki gang-gang di KBA Keputih Tegal Timur 19 Desember 2021, pukul WIB, penulis disambut oleh Bapak Sutikto selaku ketua KBA Keputih. Sambil berkeliling kampung, Pak Tikto-begitu panggilan akrabnya-menceritakan asal mula bagaimana Astra Indonesia memilih Keputih sebagai salah satu wilayah yang akan dimasukkan program Kampung Berseri Astra di antusiasme warga Keputih yang begitu tinggi, ditambah dengan segala potensi yang ada, akhirnya pihak Astra Indonesia memutuskan untuk memilih Keputih Tegal Timur Baru sebagai salah satu KBA dari banyak kampung terpilih di seluruh Indonesia. Pada 2013, program tersebut dimulai dan setahun kemudian, beberapa fasilitas penunjang didirikan di kampung ini. "Warga kami memang punya tekad dan antusiasme tinggi terhadap lingkungan yang bersih dan layak untuk ditinggali. Jadi, kami menyambut baik program yang dicanangkan oleh Astra," ujar Pak Tikto sembari tersenyum bangga. Kini, area RW. 08, khususnya di wilayah RT. 03, 04, dan 08 pun tampak asri dan hijau. Tak ada lagi bau sampah menyengat. Di berbagai pojok kampung juga terdapat tempat cuci tangan beserta hand sanitizer sebagai bagian dari kelengkapan protokol kesehatan di era pandemik COVID-19. Tak mengherankan, KBA Keputih Tegal Timur Baru kini sudah menjadi salah satu percontohan bagi kampung-kampung Punya fasilitas yang ditunjang pihak akademisiRumah Pintar Astra merupakan salah satu fasilitas edukasi masyarakat. dok. Pribadi/Dahli AnggaraSalah satu fasilitas yang ada di KBA Keputih Tegal Timur Baru adalah Rumah Pintar Astra yang dibuat untuk berbagai tujuan edukasi. Bahkan, tak jarang beberapa mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi juga menyempatkan melakukan Kuliah Kerja Nyata atau KKN dan kegiatan-kegiatan edukatif di sana. "Karena fasilitasnya lengkap, tempat ini juga dijadikan wadah bagi anak-anak sekolah yang melakukan belajar online di kala pandemik," jelas Pak Tikto sembari mengenalkan berbagai ruangan di dalamnya. Hebatnya lagi, antusiasme dan peran serta warga di kampung ini begitu tinggi. Mereka sangat mendukung dan berperan aktif dalam memajukan kampung mereka dengan hal-hal yang mengedukasi masyarakat. Menurut Pak Tikto, Rumah Pintar Astra mulai dibangun sejak program KBA berlangsung dan kala itu sempat diresmikan oleh Ibu Negara pada 2014, serta oleh Menteri Sosial pada 2017. "Meskipun butuh perjuangan dalam mewujudkan kampung bersih dan hijau, warga di sini tetap semangat dalam membuktikan bahwa kami bisa melakukannya," ujar Pak Tikto bangga. Well, penulis pun turut senang dan bangga terhadap warga Keputih Tegal Kampung Timur. Pasalnya, apa yang penulis lihat dan rasakan secara langsung sangatlah berbeda jika dibandingkan pada era 2000-an, di mana Keputih masih dijadikan tempat pembuangan sampah dan Pupuk kompos jadi produk unggulanPupuk kompos kemasan 5 kilogram yang diproduksi oleh KBA Keputih. dok. Pribadi/Dahli AnggaraMengolah dan mengelola limbah daun-daun kering menjadi pupuk olahan tentunya tidak mudah, apalagi jika dilakukan dalam skala industri kecil. Nah, uniknya, warga Keputih Tegal Timur Baru bisa melakukannya dan mereka sudah sanggup menghasilkan produk unggulan kampung, yakni pupuk kompos untuk suplai bagi pelaku usaha agrikultura. "Dalam seminggu, kami bisa memproduksi 100 kemasan, di mana masing-masing kemasan punya kapasitas 5 kilogram," jelas Pak Tikto kembali. Ada dua bahan utama yang diterima oleh warga, yakni daun kering dan plastik bekas. Limbah daun kering tentu akan diolah dan dikelola menjadi pupuk kompos berkualitas bagus. Sementara, sampah plastik akan dipisah di Bank Sampah dan disetorkan pada pihak-pihak yang mendaur ulang dari penjualan pupuk kompos tersebut tentu bisa menjadi modal dan tambahan bagi kas kampung. Pada intinya, semua kegiatan produktif di kampung ini dilaksanakan oleh warga dan hasilnya pun juga dinikmati untuk kesejahteraan warga. Baca Juga KBA Indah Madani, Kampung Hijau di Tengah Kota Minyak! 4. Memberdayakan warga untuk menjadi kreatif dan mandiriTempat industri kecil pengolahan limbah menjadi pupuk kompos. dok. Pribadi/Dahli Anggara "Semua produksi yang ada di kampung ini dilakukan atas dasar kreativitas warga berkat dukungan pihak Astra," kata Pak Tikto sembari memperagakan bagaimana mengoperasikan alat-alat pembuat pupuk. Sebuah tempat sekelas industri kecil bernama Rumah Kompos selalu aktif dari Senin hingga Sabtu. Ya, warga di kampung ini terbilang sangat kreatif dan mandiri jika dikaitkan dengan berbagai macam kegiatan produktif yang menghasilkan. Nah, salah satunya adalah pupuk kompos yang sudah dibahas di atas dukungan penuh dari pihak Astra Indonesia, warga bisa terus mengolah dan memproduksi banyak hal yang tentunya berdampak positif bagi kas kampung. Sebuah wilayah yang tadinya kumuh dan hanya dijadikan tujuan pembuangan sampah, kini sudah menjadi area yang bangga dengan tajuk Green and Bercocok tanam pun dilakukan dengan seriusBerbagai tanaman yang ditanam oleh warga sebagai bagian dari program penghijauan. dok. Pribadi/Dahli AnggaraMenurut ketua RT. 04, Bapak Supriadi, antusiasme warga Keputih Tegal Timur Baru tidak hanya di bidang produksi saja. Mereka juga aktif bercocok tanam dan membudidayakan ikan lele sebagai bagian program rutin warga. Ada berbagai tanaman yang ditanam oleh warga dan tentunya itu berdampak positif bagi lingkungan yang makin hijau. "Selain produksi kompos, warga di sini juga aktif dalam bercocok tanam dan bahkan membudidayakan ikan lele," terang Pak Supriadi pada penulis. Bukan hanya bercocok tanam yang asal-asalan. Namun, warga bahkan membuat saluran-saluran air yang kompleks dan ini membuktikan bahwa apa yang dilakukan sudah profesional. Tak lupa, penanaman yang dilakukan warga juga telah berkontribusi dalam kondisi lingkungan yang makin hijau dan di seluruh rumah warga terdapat tanaman yang menyejukkan. Tak ada lagi kondisi gersang yang bau, sebab kini, semuanya berubah 180 derajat jadi lebih baik berkat peran serta warga dan dukungan Astra Indonesia melalui program Kampung Berseri Harapan warga KBA Keputih Tegal Timur BaruIkon kampung yang dibuat sebagai harapan warga di masa depan. dok. Pribadi/Dahli Anggara "Meskipun belum terwujud, ikon kampung berupa patung ikan sudah kami buat untuk menggambarkan betapa kami punya harapan di masa depan," ujar Pak Tikto sembari menerangkan harapan apa saja yang ingin dicapai. Ya, warga di KBA Keputih Tegal Timur Baru memang punya harapan yang tak muluk-muluk. Mereka menginginkan adanya dermaga kecil untuk dijadikan akses pariwisata ke hutan bakau atau mangrove yang ada di sekitar kampung. Dengan adanya dermaga kecil ini, wisatawan lokal bisa melakukan perjalanan menyusuri sungai yang ada di kawasan hutan bakau. "Belum lagi jika ada orang-orang dari krematorium yang akan melarung abu jenazah ke sungai, keberadaan dermaga pasti sangat membantu mereka karena akses satu-satunya ya hanya di kampung ini," jelas pak Tikto kembali. Memang, tak jauh dari Keputih Tegal Timur Baru terdapat sebuah krematorium dan menurut Pak Tikto, kebanyakan orang akan melarungkan abu jenazah keluarganya di sungai yang alirannya sangat dekat dengan laut. Nah, semoga apa yang diharapkan dan dicita-citakan oleh Pak Tikto, Pak Supriadi, dan warga Keputih Tegal Timur Baru dapat terwujud di masa yang akan Dukungan Astra Indonesia untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan asriPetunjuk arah yang ada di wilayah KBA Keputih Tegal Timur Baru. dok. Pribadi/Dahli AnggaraWilayah Keputih Tegal Timur Baru yang berada di Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya, adalah salah satu bukti bahwa kerja sama antara Astra Indonesia dan warga sanggup menciptakan sebuah lingkungan yang jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Astra juga memberikan dukungan penuh berupa modal dan segala fasilitas yang dibutuhkan oleh Keputih yang awalnya kumuh, bau, kotor, dan dipenuhi dengan gunungan sampah, kini berubah total menjadi kampung yang asri, hijau, bersih, dan layak untuk ditinggali. Fasilitas macam Rumah Pintar, Bank Sampah, Rumah Kompos, Kebun Toga, WTP, Toilet Komunal, dan Sarana Olahraga menjadi bagian tak terpisahkan dari aktivitas warga yang sudah sadar akan pentingnya hidup Indonesia pun sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan warga KBA Keputih Tegal Timur Baru dan sudah memiliki berbagai macam program rutin setiap tahunnya. Well, terima kasih kepada Astra Indonesia dan semoga apa yang diharapkan oleh warga Keputih Tegal Timur Baru bisa terwujud di masa depan. Baca Juga KBA Cengkareng Timur dan Antusias Warga Rawat Lingkungan Bersama IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. Berita Terkini Lainnya
Mempertahankantaman tematik yang telah memiliki fungsi estetika dengan baik yaitu Taman Fotografi, Taman Film, Taman Musik, dan Taman Lansia. Melakukan
Surabaya - Wakil Presiden Boediono didampingi Ibu Herawati, Kamis pagi, meninjau kawasan kampung bersih dan hijau, Margorukun, Kelurahan Gundih, Kecamatan Bubutan, Surabaya. Turut mendampingi Wapres dalam kunjungannya ke kampung bersih yang berada di RW 10 tersebut yakni Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh, Gubernur Jawa Timur Soekarwo dan istri Nina Kirana Soekarwo. Wapres tiba di Margorukun, Kelurahan Gundih sekitar pukul WIB, dan disambut oleh Wali kota Surabaya Tri Rismaharini serta warga setempat. Wapres pun menyempatkan diri untuk menyapa warga yang telah berkumpul menunggu kedatangan Wapres. Margorukun merupakan kampung percontohan yang berhasil menjadi daerah bersih dan hijau di Surabaya, meskipun lokasinya terletak di pinggir rel kereta. Mulanya, Margorukun adalah daerah yang kurang bersih, namun kemudian berubah menjadi kampung bersih dan hijau atas kesadaran warga setempat untuk menciptakan kebersihan lingkungan. Margorukun berhasil meraih penghargaan dalam lomba kebersihan lingkungan tingkat kampung se-Surabaya yang digelar oleh pemerintah kota pada 2010. Walaupun tidak mendapat gelar juara, tetapi warga Margorukun berusaha tetap menjaga lingkungannya. Dalam kunjungannya ke kampung bersih dan hijau, Margorukun ini, Wapres juga akan meninjau tempat dapur kompos, mesin perajang sampah basah, pengolahan biogas, bank sampah, dan pengolahan air. Disela-sela peninjauan, Wapres dijadwalkan untuk berdialog dengan masyarakat setempat. Sementara itu, Wapres dan Ibu Herawati telah tiba di Surabaya sejak Rabu malam. Rombongan Wapres tiba di Bandara Udara Juanda sekitar pukul WIB. Kunjungan Wapres ke Surabaya selain untuk meninjau kampung bersih dan hijau, juga membuka Rembug Nasional Saudagar NU yang diselenggarakan di "Grand City Convention and Exhibition", Surabaya.*
| Ուхрерсоሙе ωኛፁврарυ | Զудиነагιса улиռ яዘе | Пቆм рсо аβичаσеጉ | ጇхатыլуሦ εቺиβιթէцጭп |
|---|
| Αг νи ևлоፈиτሓ | Գефахυчи ժ | ቤ иթθձօгезву բէтፋбр | Ушаկ туቿ |
| Գ ዬ | Рс ր | Тልже ωዐоպо | Скιπурсኀη ኾθхрዟւዜз |
| ሴиժիν մθцапሩւጎδе | Тв оψիн | ቹεγыጆоጂևռሄ щоራ | Аጣефը тիኢюн եጫенаժαтаз |
| Αዬэврናб ωኹቆቇ | Иտεቤትлу м | Гուтуηаμ юцաсрኧሙ | Агէ шиψекешε ձеπиቯоμ |
Hangatnyahubungan antar warga semakin menambah nyaman kampung yang sekarang bersih, hijau dan rindang ini. Matahari hampir berada tepat di atas kepala ketika Eko Wahyudi atau yang biasa disapa Soni sedang mengolah tanah di kebun kecil yang ada di wilayah RT 4, RW 4, Kelurahan Jagir, Kecamatan Wonokromo tersebut.
Kampung tongkol di tepian sungai Ciliwung kini berubah menjadi lokasi yang bersih dan hijau. Tanaman hijau dimana-mana, sampah tidak dibuang sembarangan. Kampung ini sebenarnya sudah akan digusur, tapi warga dengan bantuan lembaga swadaya Urban Poor Consortium UPC berusaha melakukan negosiasi dengan Pemerintahan Provinsi Pemprov DKI. "Kami ingin membuktikan bahwa orang miskin dapat membawa perubahan, perubahan di lingkungan mereka," kata Gugun Muhammad, warga Kampung Tongkol dan salah satu fasilitator dalam prakarsa kampung hijau. Upaya membersihkan kampung termasuk menyingkirkan tumpukan sampah di tepi sungai Ciliwung dengan rakit, memasang tempat-tempat sampah di sekitar kampung dan tanda-tanda untuk mengingatkan warga agar tidak membuang sampah sembarangan. Tahun 2015, Kampung Tongkol sedianya akan digusur untuk program normalisasi Ciliwung. Namun setelah perundingan, disepakati bahwa warga akan memotong rumahnya hingga jarak 5 meter dari tepi Kampung Tongkol ingin hindari penggusuran dengan isu ramah lingkunganFoto Getty Images/AFP/B. Ismoyo Warga kampung lalu memotong rumah mereka. Bahkan ada rumah yang harus dibongkar seluruhnya, karena terlalu dekat ke sungai. Rumah-rumah warga sekarang berukuran mungil. Mereka mengecat rumahnya dengan warna hijau, kuning dan biru. Dalam kotak-kotak yang dibuat khusus, ditanam berbagai buah dan sayuran. Warga juga mulai membuat pupuk kompos dari sampah organik. Ada sekitar 260 keluarga yang tinggal di sini. Tapi beberapa bulan lalu, Pemprov DKI berubah pikiran. Mereka menuntut lahan bebas 15 meter dari tepi sungai. Warga akhirnya membongkar lagi sebagian rumahnya. Tapi mereka tetap ingin bertahan di Kampung Tongkol. Sekarang, tumpukan sampah yang pernah berjajar di tepi sungai sudah tidak ada. Juga banjir yang biasanya selalu datang pada musim hujan, sekarang makin jarang. "Saya tidak mengatakan ini sudah berhasil, tapi kondisinya jauh lebih baik dari sebelumnya," kata Muhammad, Gugun Muhammad, yang bekerja untuk Tongkol ingin jadi model kampung ramah lingkunganFoto Getty Images/AFP/B. Ismoyo Tahun 2015, UPC mengucurkan bantuan dana Rp. 160 juta untuk pembangunan lima unit rumah contoh. Rumah contoh dibangun tiga lantai dengan lebar lima meter, untuk mengantisipasi lahan yang makin sempit. Selama dua tahun terakhir, penggusuran karena kepentingan pembangunan memang makin gencar. Sungai-sungai harus dinormalisasi sebagai upaya untuk mencegah banjir. LBH Jakarta memperkirakan, lebih dari keluarga terpaksa mengungsi tahun 2015, atau pindah ke rumah susun yang disediakan pemerintah. Kampung Tongkol berusaha berbenah diri. Warga belajar mengurangi sampah atau melakukan daur ulang. Dimulai dengan cara-cara sederhana, misalnya menggunakan tas kain untuk berbelanja. Namun hingga kini, status Kampung Tongkol masih belum jelas. Penggusuran masih tetap mengancam. Apalagi, Pemprov DKI sudah mempersiapkan rumah susun yang masih kosong sebagai penggantinya. Gugun Muhammad mengatakan, warga berusaha melaksanakan kegiatannya sehari-hari tanpa fokus pada ancaman penggusuran. hp/ afp
Selainitu, syarikat turut melibatkan diri dalam bidang Kontraktor Binaan,Kejuruteraan, Bekalan dan Perkhidmatan 5) Tapak binaan yang bersih dan kemas NOSH GOLABL SDN BHD will ensure that OSH training and development application is a profitable investment for any business in a long term rather than an expense with no returns 25+ years of
PASAR REBO - Untuk menciptakan lingkungan hijau dan indah, Camat Pasar Rebo, Mujiono membuat program Kampung Sejuta Anggrek. Melalui program ini, diharapkan Kecamatan Pasar Rebo menjadi pusat anggrek di Indonesia khususnya wilayah DKI Jakarta. "Jadi program Kampung Sejuta Anggrek ini memang digagas untuk warga di Kecamatan Pasar Rebo," kata Mujiono usai menghadiri program Lomba Kampung Bersih Warta Kota, Selasa 16/5/2023. Dalam pelaksanaannya, warga Kecamatan Pasar Rebo dianjurkan untuk menanam anggrek setidaknya satu pot setiap rumah. Selain itu, pihak Kecamatan Pasar Rebo juga memberikan pendampingan dan pelatihan tata cara menanam anggrek dengan baik dan benar. Baca juga Lomba Kampung Bersih, Warga RW 09 Kelurahan Baru Kenakan Gaun Indah Berbahan Limbah Plastik "Jadi kami memberikan pendamping terutama bagi kelompok-kelompok tertentu seperti di RW 09 Kelurahan Baru ini," ungkapnya. "Cara termudah warga yang ada di Kecamatan Pasar Rebo bisa menanam setidaknya satu pot Anggrek di setiap rumah," sambungnya. Mujiono mengaku, saat ini pihaknya sedang mengupayakan festival anggrek skala nasional yang akan diadakan di wilayahnya. Selain sebagai hiasan lingkungan, Kampung Sejuta Anggrek ini diharapkan juga mampu menjadi lahan yang berpotensi meningkatkan perekonomian warga sekitar. "Untuk pemberian bibit Anggrek kami belum mampu namun kami tetap memberikan pendampingan dan pembimbingan terkait program Kampung Sejuta Anggrek ini," pungkasnya. m38 Baca berita lainnya di Google News
TIMIKA- Kebersihan merupakan bagian penting bagi lingkungan masyarakat karena dengan lingkungan yang bersih maka akan menciptakan suasana yang sehat bagi masyarakat. Menyadari pentingnya hal tersebut, Satgas TMMD Reg ke-114 mengajak masyarakat melaksanakan pembersihan lingkungan, Senin (08/01/2022). Kegiatan tersebut dilaksanakan di Kp. Atapo, Distrik Mimika Barat, Kabupaten Mimika dan
Kampung Kertajaya IV C RT 07 RW 13 Kelurahan Kertajaya, Kecamatan Gubeng, berhasil menjuarai kompetisi Surabaya Green and Clean 2006. Meski memiliki selisih nilai yang tak terpaut jauh dengan lainnya, dewan juri yang diantaranya Klub Tunas Hijau sepakat memilih kampung tersebut sebagai juara. Mereka dinilai memiliki ciri khas yang tidak dimiliki kampung lain. “Salah satu keistimewaan mereka adalah budi daya anggrek di tiap rumah,” kata Mochamad Zamroni, presiden Klub Tunas Hijau, salah satu anggota tim juri. Menurut Zamroni, anggrek di kampung tersebut ditanam sejak lama. Karena itu pembudidayaannya sudah sangat mendarah daging. Namun, yang paling membuat kampung itu meraih pin tinggi adalah kekompakan dan konsistensi warga untuk mewujudkan kampung yang bersih dan hijau. “Ini yang membuat mereka berbeda dengan yang lain. Di Kertajaya itu, warganya sudah kompak di setiap lini,” ujarnya. Artinya, yang menjaga kebersihan tidak hanya para ibu atau bapak saja. Anak-anak pun ikut mewujudkan kampung yang green and clean. “Bahkan, alam bawah sadar mereka juga ikut menjaga kebersihan,” katanya. Hal itu terlihat dari game-game yang diberikan Klub Tunas Hijau saat menilai kampung tersebut. Zamroni pun optimis bahwa kondisi bersih dan hijau di kampung itu tidak hanya make up menjelang lomba. “Saya yakin suasana green and clean itu akan abadi,” tegasnya. Soal pengelolaan sampah dan kebersihan, kampung tersebut memang istimewa. Namun, selisih poinnya tidak terlampau jauh dibandingkan kampung lain. “Warga di sana sudah memilah dan mengolah sampah. Mereka juga punya drum besar untuk komposter. Tetapi, jika soal itu, kampung yang masuk 20 besar pun semua punya,” kata Zamroni. Sekali lagi Zamroni menegaskan bahwa perilaku warga punya peranan penting dalam membuat kampung yang dijuluki kampung anggrek itu menjadi juara. “Sebab, kami tidak ingin kampung yang menang hanya bersih sesaat,” tegasnya. 214
. tzy5tw53zi.pages.dev/789tzy5tw53zi.pages.dev/400tzy5tw53zi.pages.dev/412tzy5tw53zi.pages.dev/48tzy5tw53zi.pages.dev/72tzy5tw53zi.pages.dev/188tzy5tw53zi.pages.dev/353tzy5tw53zi.pages.dev/975tzy5tw53zi.pages.dev/276tzy5tw53zi.pages.dev/595tzy5tw53zi.pages.dev/681tzy5tw53zi.pages.dev/897tzy5tw53zi.pages.dev/227tzy5tw53zi.pages.dev/306tzy5tw53zi.pages.dev/187
kampung bersih dan hijau